Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 November 2017

Pengalaman merawat taman jawer kotok

Saat awal masuk kelas 3, tepatnya pada bulan Juni, saya dan teman-teman diberi tugas oleh Ibu Susan untuk membawa satu jenis tamanan ke sekolah. Waktu itu Ibu Susan memberikan kami kebebasan untuk memilih jenis tanaman apa yang akan di bawa, asalkan tamanan tersebut bisa bertahan selama 5 bulan. Saya benar-bwnar bingung harus membawa tanaman apa, sementara di halaman rumah saya hanya ada beberapa bunga, itu juga bunga yang tidak bisa bertahan lama. Awalnya saya berniat untuk membeli bibit bunga, tapi ibu saya menyarankan supaya saya membawa tamanan jawer kotok saja ke sekolah, karena tanaman tersebut bisa bertahan dalam kondisi apapun. Baik dalam kondisi panas ataupun hujan. Selain itu taman jawer kotok juga kaya akan manfaatnya untuk kesehatan, misalnya digunakan sebagai obat-obatan tradisional. Bahkan daun jawer kotok sendiri sering digunakan sebagai anti radang, karena dlm daunnya terdapat flavonoid  yg memiliki peranan penting sbg antiseptik. Awalnya saya ragu, tapi karena saat itu waktunya tidak akan cukup jika saya membeli bibit tanaman. Maka saya putuskan akan membawa tanaman jawer kotok saja. Kemudian saya meminta kepada ibu saya untuk mengajarkan bagaimana caranya menanam tamanan jawer kotok. Saat itu ibu membawa pot bunga bekas kemudian di cuci, setelah pot kering di isi tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kompos dan tanaman jawer kotok yang sudah dipetik batangnya ditaman pada pot tersebut. Kemudian saya menyiramnya dan memberikan tanaman jawer kotok itu pupuk kompos. Keesokan harinya saya membawa tamanan tersebut ke sekolah untuk di evaluasi. Jujur saat sampai di sekolah, saya tidak percaya diri. Karena teman-teman yang lain membawa tanaman yang bagus, serta cantik. Sementara tanamam jawer kotok saya sangat kecil saat itu. Tapi saya percaya diri ketika Ibu Susan menilai tanaman saya dan tidak mengoreksi sedikitpun. Setelah itu,  tanaman saya simpan di luar. Keesokan harinya tamanan jawer kotok itu saya siram. Tapi setelah lama-kelamaan tanaman jawer kotok mulai jarang saya siram, karena saya  mulai malas. Ada saja alasan yang menyebabkan saya tidak menyiramnya. Salah satunya Karena sibuk dengan tugas sekolah, sibuk menghapal, bahkan karena malas untuk mengambir air di WC sekolah.

 Pada bulan Agustus, tamana saya mulai layu, bahkan tanahnya pecah karena gersang tidak pernah saya siram. Berbeda dengan tanaman teman saya yang sudah mulai tumbuh dengan subur.

 Saat itu hari Sabtu dan sekolah libur. Entah kenapa perasaan saya tidak enak. Saya kepikiran dengan tanaman jawer kotok saya. Kemudian keesokan harinya saya berniat berangkat pagi" ke sekolah, dan betapa kagetnya saya ketika melihat taman saya digerumuli oleh semut kecil yang gatal. Semut tersebut tidak hanya 1 tapi banyak. Saya menyelidiki dari mana datangnya semut itu. Dan ternyata dari tanaman teman saya yang lain. Saat itu tanamannya berdekatan dengan tanaman saya. Kemudian saya menyimpan tanaman saya di luar. Saya menyiramnya serta membiarkan tanaman jawer kotok saya terkena sinar matahari. Saat tanaman teman saya dimasukkan ke dalam kelas, saya membiarkan tanaman jawer kotok saya di luar sendiri. Berharap supaya semutnya akan hilang. Saat itu saya sempat berpikir bahwa saya akan mengganti tanaman saya dengan tanamanan yang berbeda. Setelah 2 hari berlalu,  ternyata benar semutnya menghilang, tapi daun jawer kotok saya benar-benar layu saat itu. Ia bahkan seperti tidak akan tumbuh kembali. Saya benar-benar menyesal saat itu, saya tidak pernah memperdulikan tanaman jawer kotok itu. Padahal ini untuk pertama kalinya saya  merawat tamanan dengan jangka waktu yang cukup lama bagi saya. Kemudian saat itu teman saya menyiram semua tanaman yang ada di depan kelas saya. Perlahan tanaman jawer kotok saya mulai tumbuh. Daunnya kembali berwarna ungu dengan warna hijau di setiap ujungnya. Saat itu saya tersadar bahwa tanaman saya membutuhkan air supaya tumbuh. Sama halnya seperti saya yang membutuhkan nutrisi untuk bisa hidup. Tak terasa semenjak awal November, kedua kalinya saya menyiram tanaman jawer kotok tersebut.

 Keesokan harinya daun yang mulai tumbuh itu kini melebar. Dan semenjak saat itu saya semakin semangat menyiram taman jawer kotok itu.  jika baru sampi di sekolah, air minum yang saya bawa dari rumah, selalu saya siramkan terlebih dahulu kepada jawer kotok itu. Malahan pernah suatu ketika saya membawa 2 botol air minum. 1 untuk saya dan 1'nya lagi untuk jawer kotok. Terkadang saya mengajaknya bicara saat menyiramnya "Bismillah, semoga kamu tumbuh subur nak", itulah yang selalu saya katakan, ketika sempat mengajak tanaman jawer kotok saya berbicara  .

Allhamdulliah sekarang tanaman jawer kotok saya tumbuh subur dengan baik. Bahkan yang dulunya hanya sedikit sekarang mulai tinggi dan melebar. Saat itu saya benar-benar senang. Saya seperti seorang ibu yang merasakan bagaimana susahnya merawat seorang anak. Saya benar-benar tak menyangkan bahwa tanaman jawer kotok yang dulunya seringkali mati suri, kini tumbuh dengan cantiknya. Sskarang saya tersadar, bahwa tanaman juga sama seperti manusia. Mempunyai nurani serta perasaan. Setelah merawat tanaman saya semakin tersadar bahwa memperlakukan tanaman juga harus seperti manusia. Tidak bisa seenaknya saja . Hanya menanam tapi tidak pernah dirawat bahkan di siram itu adalah perbuatan yang tidak baik. Bahkan tidak manusiawi. Sekarang saya semakin paham apa arti dari kata "peduli". Sebagai orang yang merawat serta menanamnya saya sangat bangga melihat tanaman jawer kotok saya akhirnya tumbuh juga. Ternyata untuk merawat sebuah tanaman saja memerlukan usaha yang tidak semudah yang pernah saya pikirkan. Perlu insting serta rasa perhatian antara tanaman itu sendiri serta sang pemilik supaya tanaman juga dapat meraskan bagaimana rasanya dicintai serta diperlakukan dengan baik dan penuh  perhatian. Menanam suatu tanaman diperlukan keuletan yang khusus, yang harus diperlajari oleh setiap penanam itu sendiri.

Ucapan terimakasih saya untuk tanaman jawer kotok :


Tumbuhlah dengan baik , tolong jangan buat saya khawatir ketika kamu layu kembali. Kamu benar-benar tanaman yang kuat. Sudah berapa kali kamu hampir saja mati, tapi akhirnya bisa hidup kembali. Saya benar-benar senang. Maaf dulunya saya memang tak pernah merawatmu, bahkan menyiram kamu saja tidak pernah. Tapi sekarang saya benar-benar memperhatikanmu. Setelah semua yang sudah kamu perjuangkan, meskipun pemilikmu ini seringkali abai bahkan seringkali acuh. Tapi kamu masih saja kuat untuk bertahan. Meskipun  mungkin sebentar lagi saya akan meninggalkan sekolah ini, tak  ada lagi orang yang akan menyirammu kembali. Tapi saya selalu berharap dan berdoa supaya  kamu bisa tumbuh subur di manapun  kamu berada. Semoga kamu bisa bermanfaat untuk orang lain. Dan nantinya akan ada orang yang peduli padamu. Melebihi saya yang peduli padamu  Mungkin nantinya saya akan merindukanmu. Saya akan merindukan saat-saat saya menyiram kamu setiap paginya jika saya ke sekolah, bahkan saya rela berbagi air minum  denganmu, karena saya ingin kamu bisa tumbuh dengan sehat. Terimakasih sudah berjuang kurang lebih 6 bulan ini. Terimakasih sudah tumbuh subur tepat pada waktunya. Tetap menjadi tanaman yang kuat dan jangan pernah goyah kembali. 😍

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Perihal Cinta dalam Diam🥀

Padahal tak saling sapa, mengapa rasa tetap sama? Keadaan gemar membuat berpapasan. Didekatnya, ternyata kerap mendebarkan. Perasaan, mengap...

Postingan Populer